Tradisi Sepak Bola dalam Keluarga Diego Perotti
Perotti dan Sepak Bola. Foto: AS Roma. |
Roma Kita - Diego Perotti didatangkan AS Roma dari Genoa pada
tahun 2016. Saat itu penampilannya begitu memukau bersama Genoa. Kecepatan
menggiring bola serta kemampuannya menusuk sisi pertahanan lawan telah menjadi kekuatan
tersendiri bagi AS Roma. Perotti pun piawai dalam mengambil eksekusi tendangan
penalti.
Perotti, pria yang berasal dari Argentina ini
sejatinya telah mengenal sepak bola sejak kecil. Ayahnya, Hugo Perotti,
merupakan pemain sepak bola pada
era 70-an
dan 80-an.
Tak heran jika bakat sang ayah mengalir dalam nadi Perotti.
Dalam sebuah wawancara internal tim beberapa waktu
lalu, Perotti mengisahkan perihal awal mula kariernya beserta pengaruh nama besar
sang ayah. Untuk diketahui, Hugo Perotti pernah membela Boca Juniors dan
memiliki hubungan yang erat dengan tim tersebut hingga saat ini.
Perotti muda menimba ilmu di akademi Boca Juniors.
Karena tidak berjalan mulus akhirnya dia memutuskan untuk bergabung bersama tim
muda Deportivo Moron. “Ketika saya berada di Boca saya tidak terlalu banyak bermain
dan mereka tak mempertahankan saya setelah dua tahun berjalan,” tutur Perotti.
Bayang-bayang nama besar sang ayah di Boca Juniors
ternyata menjadi bagian tak mengenakkan dalam kariernya. Perotti merasa kesulitan
untuk membuktikan kemampuannya. Ditambah dirinya belum memiliki kondisi fisik
dan teknik yang cukup mumpuni pada saat itu. “Ketika saya di Boca, saya
merasakan sebuah tekanan bahwa alasan saya bisa bergabung dengan tim bukan
karena (prestasi) saya sendiri, tetapi karena ayah saya pernah bermain untuk
tim ini,”
tegas Perotti.
Meski begitu Perotti tetap mensyukuri apa yang telah
diraihnya sekarang. Dia telah memandang masa sulitnya sebagai kenangan tersendiri
dalam liku perjalanan karier
pemain sepak bola profesional. “Dua tahun tersebut terasa begitu sulit bagi
saya, namun perasaan yang menyenangkan selalu hadir ketika ayah saya dikenali
di jalan atau ketika saya menyebutkan nama keluarga saya (Perotti) dan
orang-orang masih mengingatnya,”
lanjutnya.
Lebih jauh, Perotti mengungkapkan akan mendukung jika
kelak anak-anaknya berniat menjadi pemain sepak bola profesional. Menurutnya,
ini seperti melanjutkan sebuah tradisi. “Anak yang paling tua, yang berusia
empat tahun, begitu tergila-gila dengan sepak bola
dan sangat menyukainya. Dia bermain setiap hari dan selalu mengenakan
perlengkapan Roma serta menyanyikan lagu kebesaran kita,” jelas Perotti.
(OTK/MSY)
Tidak ada komentar